FAKTOR RESIKO YANG MEMPENGARUHI GANGGUAN PENDENGARAN PADA PENERBANG ANGKATAN LAUT DI PUSPENERBAL JUANDA SIDOARJO
Abstract
ABSTRAK
Gangguan pendengaran merupakan salah satu gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat pajanan bising di tempat kerja. Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan penurunan pendengaran, diantaranya yaitu usia, masa kerja, lama pajanan, dan penggunaan alat pelindung telinga. Puspenerbal Lanudal Juanda merupakan pusat penerbangan TNI AL, dimana penerbang TNI AL juga dapat terkena dampak dari bising mesin pesawat. Hasil penelitian menunjukkan beberapa penerbang mengalami gangguan pendengaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap gangguan pendengaran pada penerbang angkatan laut di Puspenerbal Juanda Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, Subyek dalam penelitian adalah 30Penerbang TNI AL Sidoarjo dipilih secara aksidental sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalahFaktor resiko usia, masa kerja, lama pajanan bising dan penggunaan APT. Alat pengumpulan data berupa kuesioner.Analisis data dilakukan dengan tabulasi silang antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sebagian besar (76%) penerbang memiliki pendengaran normal dan sebagian kecil mengalami gangguan pendengaran ringan, sedang dan berat. Sebagian besar Penerbang (83%) penerbang berusia <40 tahun, masa kerja > 5 tahun (63,3%), lama pajanan bising < 8 jam per hari(66,7%) dan seluruhnya menggunakan APT dengan baik. Gangguan penderngaran lebih terjadi pada penerbang berusia > 40tahun, masa kerja >5 tahun dan lama pajanan bising lebih dari 8 jam per hari. Berdasarkan hal tersebut disarankan kepada Puspenerbal untuk menggunakan APT secara konsisten dan benar melakukan pengendalian terhadap kebisingan secara teknis, serta melakukan pemeriksaan audiometri secara berkala dan mengurangi jam terbang penerbang dengan memberikan jadwal terbang bergantian.
Kata kunci : Gangguan Pendengaran, Usia, Masa Kerja, Lama Pajanan, Penggunaan APT.
RISK FACTORS AFFECTING HEARING DISORDERS IN SEA FORCE FLIGHTS IN JUANDA SIDOARJO NAVAL AVIATION CENTER
ABSTRACT
Hearing loss is one of the health problems that can occur due to noise exposure at work. There are many factors that can cause hearing loss, including age, years of service, length of exposure, and use of ear protection equipment. The Juanda Puspenerbal Juanda is the Indonesian Navy's flight center, where Indonesian Navy airmen can also be affected by aircraft engine noise. The results showed that some pilots had hearing loss. The purpose of this study was to identify the factors that influence hearing loss in naval pilots in the Juanda Puspenerbal Sidoarjo.This study used a descriptive research method, the subjects in the study were 30 Air Force Navy Sidoarjo selected by accidental sampling. The independent variables in this study are risk factors for age, years of service, length of exposure to noise and use of APT. Data collection tool in the form of a questionnaire. Data analysis was performed by cross tabulation between variables.The results showed that the majority (76%) of pilots had normal hearing and a small proportion experienced mild, moderate and severe hearing loss. Most of the pilots (83%) pilots aged <40 years, working period> 5 years (63.3%), length of exposure to noise <8 hours per day (66.7%) and all using APT properly. Listening disorders occur more in pilots aged> 40 years, work periods> 5 years and long exposure times more than 8 hours per day.Based on this, it is suggested to Puspenerbal to use APT consistently and correctly carry out noise control technically, as well as carry out periodic audiometry checks and reduce pilot flight hours by providing alternate flight schedules
Keyword : Hearing Loss, Age, Years of Work, Lenght of Exposure, Use of EarPotectors
Full Text:
PDFReferences
Achmadi, 2013. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Amira Primadona, 2012. Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Penurunan Pendengaran Pada Pekerja di PT. Pertamina Gheotermal Energy Area Kamojang. Universitas Indonesia, Depok.
Alimul, 2009. Metode Penelitian dan Keperawatan & Teknik Analisa Data Jakarta: Salemba Medika.
Amin, M.N.M., 2012. Gambaran Determinan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Perawatan KRL Depo Depok. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Dewi Pratiwi, 2012. Pengaruh Tingkat Kebisingan Pesawat Herkules dan Helikopter Terhadap Terjadinya Gangguan Pendengaran Pada Penerbang TNI AU. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Devrizal Hendry, 2015. Hubungan Jam Terbang Total dan Beberapa Faktor Lainnya Terhadap Gangguan Pendengaran Sensorineural Pada Pilot Sipil Di Indonesia. http://lib.ui.ac.id. tanggal 10 Jam 12.00.
Dini Rahmawati, 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pendengaran Pada Pekerja Di Departemen Metal Forming Dan Heat Treatment PT. Dirgantara Indonesia (Persero). Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
H Atalay, T Babakurban, E Aydin, 2015. Evaluasi Kehilangan Pendengaran di Pilot. Jurnal Resmi Masyarakat Otorhinolaringologi Turki Volume 53 Nomor 4.
Irvan Proyogo., Noeroel Widajati, 2015. Perbedaan Gangguan Pendengaran Akibat Bising Antara Operator CCR PLT Gudi di PT PJB Up Gresik. The Indonesian Journal Of Occuptional Safety And Health. Volume 4 Nomor 2 (103-112).
Istyantyo, D., 2011. Pengaruh Dosis Kebisingan dan Faktor Determinan Lainnya Terhadap Gangguan Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Bagian Operator PLTU Unit 1-4 PT. Indonesia Power UBP Suralaya. Tahun 2011. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Kementrian RI , 2011. Seri Pedoman Tata Laksana Penyakit Akibat Kera Bagi Petugas Kesehatan: Penyakit THT Akibat Kerja Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Kepmenkes RI , 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri.
Leancy Ferdiana Kandau., Mulyono, 2013. Hubungan Karakteristik Denagan Peningkatan Ambang Pendengaran Penerbang Di Balai Kesehatan Penerbangan Jakarta. The Indonesian Journal Of Occuptional Safety And Health Volume 2 Nomor 1, (1-9).
Lili Irawati, 2012. Fisika Medik Proses Pendengaran. Majalah Kedokteran Andalas Volume 36 Nomor 2.
Muhammad Luxson., Sri Darlina., Tan Malaka, 2010. Kebisingan Di Tempat Kera. Jurnal Kesehatan Bina Husada Volume 6 Nomor 2.
Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta : Salemba Medika.
Prof. Dr. Soekidjo Notoadmojo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan Jakarta: Salemba Medika.
Rangga RK, Yadav S, Yadav A, Yadav N, Rangga SB., 2014. Prevalensi Kebisingan Kerja Yang disebabkan Gangguan Penndengaran pada Pekerja Industri. Journal Otorhinolaringologi India Volume 20 Nomor 3.
Sapta Viva Wibowo, 2012. Gambaran Pajanan Bising Dan Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Di Platform Ke 5 Kodeco Energy. Universitas Indonesia, Depok.
Refbacks
- There are currently no refbacks.