HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO TERJADINYA ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KAWASAN INDUSTRI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2017

Almira Sofie Astari, AT. Diana Nerawati, Sukiran Al Jauhari

Abstract


Kejadian ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian pada balita di negara berkembang terutama pneumonia. ISPA pada balita menempati urutan tertinggi di wilayah Kabupaten Gresik. Hal ini dapat terjadi karena Kabupaten Gresik merupakan daerah industri terutama di Kecamatan Kebomas wilayah Puskesmas Kebomas. Terjadinya ISPA pada balita diakibatkan berbagai faktor risiko. Faktor risiko ISPA pada balita adalah zat pencemar SO2, faktor fisik rumah, kepadatan hunian, penggunaan anti nyamuk bakar, status gizi, status imunisasi, riwayat ASI eksklusif, pendidikan ibu, dan anggota keluarga merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko terjadinya ISPA dengan kejadian ISPA pada balita di kawasan industri wilayah Puskesmas Kebomas Kabupaten Gresik.

Penelitian ini menggunakan desain studi case control yang dilakukan mulai Bulan Desember 2016 - Mei 2017 di rumah penduduk sekitar kawasan industri wilayah Puskesmas Kebomas, Kabupaten Gresik. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling dengan besar sampel 112 kasus dan 112 kontrol serta menggunakan analisis univariate dan bivariat (Chi Square).

Hasil penelitian diperoleh zat pencemar SO2 memenuhi syarat baku mutu Pergub No 10 Tahun 2009 <262 µ/Nm3, faktor fisik rumah, kepadatan hunian, penggunaan anti nyamuk bakar, kurangnya imunisasi, riwayat ASI eksklusif, pendidikan ibu dan anggota keluarga merokok p > α (0,05), maka tidak ada hubungan dengan kejadian ISPA pada balita. Sedangkan status gizi p=0,006 < α=0,05, maka  berhubungan dan menjadi faktor risiko dengan kejadian ISPA pada balita di kawasan industri wilayah Puskesmas Kebomas. Disimpulkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita di kawasan industry wilayah Puskesmas Kebomas adalah status gizi dengan besar risiko 2,265 kali. Disarankan masyarakat memberikan gizi yang cukup pada balita, menerapkan konsep dasar desa/kelurahan siaga aktif dalam perilaku hidup bersih dan sehat (Kemenkes, 2010), pihak Dinas Kesehatan (Puskesmas) memberikan penyuluhan dan peneliti lain mengembangkan peneliti dengan faktor risiko lain.

 

Kata Kunci : ISPA, balita, faktor risiko

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.36568/kesling.v15i3.694

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 
View My Stats