PENYEHATAN MAKANAN MIE BASAH PADA PEDAGANG DI PASAR KAWAK KOTA MADIUN
Abstract
Mie adalah produk pangan yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa
penambahan bahan pangan lain berbentuk khas mie. Makanan ini sangat digemari mulai dari anakanak
hingga dewasa. Untuk mengurangi kerugian karena mie tersebut tidak layak untuk
dikonsumsi lagi, maka pedagang menambahkan zat-zat kimia berbahaya seperti
formaldehid/formalin.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu mengumpulkan semua data kemudian
dideskripsikan. Pengumpulan data dimulai dari data tentang perilaku penjual mie basah khususnya
pada saat proses pengolahan dan penyimpanan, identifikasi dari aspek organoleptik dan
pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan formalin pada mie basah.
Berdasarkan hasil penelitian, perilaku pedagang A diperoleh hasil dengan nilai 24,6
kategori kurang dan pada pedagang B diperoleh hasil dengan nilai 34 kategori kurang. Untuk hasil
pemeriksaan formalin, diketahui jumlah kadar formalin pada pedagang A sebanyak 0,45 mg/lt dan
pada pedagang B sebanyak 0,80 mg/lt dengan rata-rata kadar formalin sebesar 0,625 mg/lt.
Dari hasil pengamatan organoleptik dapat disimpulkan bahwa mie basah tersebut tidak layak
untuk di konsumsi, karena aroma mie basah sedikit berbau formalin dan teksturnya kenyal.
Disarankan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang baik terutama
mie basah, hindari mie basah yang bertekstur kenyal dan berbau formalin.
penambahan bahan pangan lain berbentuk khas mie. Makanan ini sangat digemari mulai dari anakanak
hingga dewasa. Untuk mengurangi kerugian karena mie tersebut tidak layak untuk
dikonsumsi lagi, maka pedagang menambahkan zat-zat kimia berbahaya seperti
formaldehid/formalin.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu mengumpulkan semua data kemudian
dideskripsikan. Pengumpulan data dimulai dari data tentang perilaku penjual mie basah khususnya
pada saat proses pengolahan dan penyimpanan, identifikasi dari aspek organoleptik dan
pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan formalin pada mie basah.
Berdasarkan hasil penelitian, perilaku pedagang A diperoleh hasil dengan nilai 24,6
kategori kurang dan pada pedagang B diperoleh hasil dengan nilai 34 kategori kurang. Untuk hasil
pemeriksaan formalin, diketahui jumlah kadar formalin pada pedagang A sebanyak 0,45 mg/lt dan
pada pedagang B sebanyak 0,80 mg/lt dengan rata-rata kadar formalin sebesar 0,625 mg/lt.
Dari hasil pengamatan organoleptik dapat disimpulkan bahwa mie basah tersebut tidak layak
untuk di konsumsi, karena aroma mie basah sedikit berbau formalin dan teksturnya kenyal.
Disarankan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang baik terutama
mie basah, hindari mie basah yang bertekstur kenyal dan berbau formalin.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.36568/kesling.v13i3.105
Refbacks
- There are currently no refbacks.