KONSEP DIRI PADA REMAJA KELAS X DI SMA KRISTEN DHARMA MULYA SURABAYA
Abstract
ABSTRAK
Remaja adalah masa seorang individu mencari jati diri dan memahami dirinya sendiri. Lewat pemahaman diri inilah maka terbentuk konsep diri. Konsep diri menjadi penting karena mempengaruhi perilaku remaja dengan lingkungan. Konsep diri memiliki lima komponen yaitu gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri. Konsep diri yang positif akan membuat remaja tampil percaya diri dalam berbagai situasi, sedang konsep diri negatif akan membuat remaja merasa tidak percaya diri, merasa terasingkan, tidak disayangi, tidak mampu mengekspresikan diri serta tidak mampu mengatasi kelemahan mereka. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsep diri pada siswa kelas X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk mengeksplorasi konsep diri pada remaja. Sampel penelitian ini adalah 72 siswa SMA Kristen Dharma Mulya Surabaya. Variabel dalam penelitian ini adalah konsep diri pada remaja. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner Tennesse Self-Concept Scale(TSCS )dari Fitts (1971. Analisis deskriptif menggunakan tabel frekuensi yang memuat frekuensi setiap kategori konsep diri pada siswa. Hasil penelitian menunjukkan seluruhnya (100%) siswa memiliki gambaran diri positif, hampir seluruhnya (98,6%) memiliki ideal diri positif, 98,6% harga diri positif, 97,2% peran diri positif, 94,5% identitas diri positif, 97,2% konsep diri positif. Diharapkan Wali kelas dan guru bimbingan konseling mengadakan bimbingan konseling pada siswa yang mengalami ideal diri negatif, harga diri negatif, peran negatif, identitas diri negatif dan konsep diri negatif..
Kata kunci : konsep diri (gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran, identitas diri), remaja
SELF CONCEPT OF TENTH GRADE TEENAGER AT DHARMA MULYA CHRISTIANITY
SENIOR HIGH SCHOOL
ABSTRACT
Adolescence is a time when an individual looks for identity and understands himself. It is through this self-understanding that self-concept is formed. Self-concept is important because it affects adolescent behavior with the environment. The self-concept has five components, namely self-image, self-ideal, self-esteem, role and self-identity. Positive self-concept will make teenagers appear confident in various situations, while negative self-concept will make teenagers feel insecure, feel isolated, unloved, unable to express themselves and unable to overcome their weaknesses. The research objective was to determine self-concept in class X students. This study uses descriptive research methods in the form of case studies to explore self-concept in adolescents. The sample of this research is 72 students of SMA Kristen Dharma Mulya Surabaya. The variable in this study is self-concept in adolescents. The instrument in this study was the Tennesse Self-Concept Scale (TSCS) questionnaire from Fitts (1971). The descriptive analysis used a frequency table that contained the frequency of each category of self-concept in students. The results showed that all (100%) students had a positive self-image, almost entirely (98.6%) have a positive self-ideal, 98.6% positive self-esteem, 97.2% positive self-role, 94.5% positive self-identity, 97.2% positive self-concept. It is expected that the homeroom teacher and counseling guidance teacher conduct counseling guidance to students who experience negative self-ideals, negative self-esteem, negative roles, negative self-identity and negative self-concepts.
Key Words : self concept (self-image, self-ideal, self-esteem, role and identity), teenager
Full Text:
PDFReferences
Alimul, Aziz (2006). Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Bahari, Kissa (2010). Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik Terhadap Perkembangan Identitas Diri Remaja Di Kota Malang. Universitas Indonesia. Jakarta.
Bahiyatun (2010). Buku Ajar Bidan Psikologi Ibu & Anak. Jakarta: ECG.
.
Calhoun, J.F., dan Acocella, J.R. (2004). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Edisi Ketiga. Alih bahasa: Ny. RS. Satmoko. Semarang: IKIP Semarang Press.
Dacey & Kenny (2001). Adolescent Development (2nd ed). New York: Mc Graw
Hill
Fawzi, Zeptien & Sandy Kurniajati (2012). Faktor Lingkungan yang Membentuk Konsep Diri pada Anak Jalanan. STIKES RS Baptis. Kediri.
Fitts, W.H (1971). The Self Concept and The Self Actualization. Los Angeles: Western Psychological Service.
Hidayah, Nurul dkk (2015). Konsep Diri Remaja Yang Mengalami Obesitas Di Rumah Sehat Herbalife. http://ejurnalp2m.stikesmajapahitmojokerto.ac.id/index.php/MM/article/view/6/. Diakses pada 13 Desember 20.18 WIB.
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih Bahasa oleh Soedjarmo dan Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
Ithut & Halawa (2013). Gambaran Citra Diri Remaja yang Mengalami Overweight di SMPN 1 Bareng Jombang. AKPER William Booth. Surabaya.
Khori, Dwifita dkk (2012). Hubungan Antara Tingkat Obesitas dengan Gangguan Konsep Diri: Gambaran Diri Remja Di MAN Jombang. STIKES Pemkab Jombang.
Kumalasari, Pangestika P.W. & Diyan Yuli W (2013). Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja Di Wilayah Semarang Tengah. Jurnal Keperawatan Jiwa. Volume 1, No.2, November 2013; 156-160.
Maria, U (2007). Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga dan Konsep Diri terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Tesis. Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.
Marhamah, Qarinatul & Okatiranti (2014). Gambaran Citra Diri Siswa-siswi Di SMP Negeri 3 Soreang pada Masa Pubertas. Jurnal Ilmu Keperawatan. Vol.II. No.2.
.
Mruk, C.J (2006). Self-esteem Research, Theory, and Practice. New York: Springer Publishing Company.
Papalia Diane.E., Olds. S. W & Feldman, R. D. (2007). Human Development Tenth Edition. New York: Mc Graw Hill.
Pardede, Yudit Oktaria Kristiani (2007). Konsep Diri Anak Jalanan Usia Remaja. Jurnal Universitas Gunadarma-Fakultas Psikologi,Volume 12.
Potter & Perry (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Vol.1 (Edisi 4) Cet. Pertama. Jakarta : EGC
Prameswari, Sorga dkk (2012). Hubungan Obesitas dengan Citra Diri dan Harga Diri Remaja Putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Purwanti, Fisnanin (2013). Identitas Diri Remaja Pada Siswa Kelas XI Sma Negeri 2 Pemalang Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Rahmawati, Asti & Suharso (2015). Faktor Determinan Konsep Diri Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri Se-Kota Semarang. Indonesian Journal of Guidance and Couseling 4 (1).
Sunaryo (2004). Stres, Adaptasi, dan Mekanisme Pertahanan Ego. Dalam: Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Stuart, Gail. W. & Laraia, Michelle. T (2005). Principle & Practice of Psychiatric Nursing 8th Edition. Philadelphia: Elsevier Mosby.
Stuart, G.W, & Sundeen, S.J. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Susilawati, dkk (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Susilowati (2010). Hubungan Kegemukan Dengan Konsep Diri Pada Remaja Usia 16-18 Tahun. http://lppm.akperpamenang.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/0406.pdf. Diakses pada 11 Desember 2016 pukul 17.22 WIB.
Widayatun (2009). Ilmu Perilaku. Jakarta : CV Agung Seto.
Yusuf, Lukman & Chandra Bagus (2012). Harga Diri Pada Remaja Menengah Putri Di SMA Negeri 15 Semarang. Jurnal Nursing Studies, Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 226.
Yusuf, Nia (2016). Hubungan Harga Diri dan Kesepian dengan Depresi pada Remaja. Universitas Muhammadiyah Malang
Refbacks
- There are currently no refbacks.