Uji Pelarut Ekstraksi Aktivitas Antioksidan Pada Lidah Buaya
Abstract
Jenis pelarut dalam proses ekstraksi untuk analisa aktivitas antioksidan sangat berpengaruh terhadap kelarutan senyawa bahan pembentuk antioksidan dimana salah satu jenis tumbuhan dengan daya antioksidan alami yang mampu menghambat radikal bebas adalah lidah buaya, karena lidah buaya mengandung flavonoid, vitamin C dan vitamin E. Sehingga penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antioksidan pada lidah buaya dengan perbedaan pelarut ekstraksi yaitu pelarut etanol-aseton dan kloroform dengan metode DPPH (1,1 diphenyl-2-picrylhydrazil.) Penelitian ini dilakukan secara ekperimental dengan teknik analisa kuantitatif menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum yaitu 517 nm yang dilakukan di Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Surabaya bulan November 2016-Juli 2017. Sampel yang digunakan adalah lidah buaya secara purposive sampling. Hasil penelitian diperoleh, lidah buaya dengan pelarut campuran etanol-aseton dalam proses ekstraksi analisa aktivitas antioksidan ratarata sebesar 68,0946 ppm dan dengan pelarut kloroform dalam proses ekstraksi analisa aktivitas antioksidan rata-rata sebesar 165,7546 ppm. Berdasarkan uji-t sampel berpasangan menunjukan hasil 0,01 < α ( 0,05) yang artinya terdapat perbedaan signifikan antara perbedaan pelarut ekstraksi pada lidah buaya terhadap aktivitas antioksidan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa lidah buaya yang diekstrak dengan pelarut campuran etanol-aseton memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat dari ekstraksi dengan pelarut kloroform.
Kata kunci: Aktivitas antioksidan,pelarut ekstraksi, DPPH
Full Text:
524 -528, INDAH L, CHRIST K, DESRefbacks
- There are currently no refbacks.